Pengetahuan manusia ada tiga macam yaitu pengetahuan sains, pengetahuan filsafat, dan pengetahuan mistik. Pengetahuan itu diperoleh manusia melalui berbagai cara dan dengan menggunakan berbagai adat. Dengan ini para filosof banyak mengemukakan pendapatnya tentang bagaimana sebenarnya pengetahuan itu diperoleh manusia. Dan pada zaman kemodernan filsafat muncullah beberapa aliran dalam hal ini. Dan ada dua kelompok besar yang saling berlatar belakang berbeda dan beradu argumentasi untuk eksistensi masing – masing, yaitu aliran Rasionalisme dan Empirisme.
Positivisme
Positivis berpendapat bahwa sumber pengetahuan hanya berlaku terletak pada pengalaman indrawi. Mereka menolak segala bentuk spekulasi metafisik dan teorisasi abstrak. Istilah ini berawal dari Comte yang menyatakan bahwa peradaban melewati tiga tahap, yang terakhir adalah ilmiah atau positif.
Rasionalisme
Sebuah sikap filosofis yang melihat semua pengetahuan berdasarkan alasan (dari rasio Latin - alasan). eksponen terbesarnya, Descartes, segera menemukan pandangan-pandangannya ditentang oleh pandangan empiris Hume dan Locke bahwa pengetahuan didasarkan pada data dan pengalaman rasa, bukan pikiran murni.
Relativisme
Posisi dalam filsafat yang tidak mengakui nilai absolut atau kebenaran. Protagoras '"Manusia adalah ukuran dari segala sesuatu" adalah sebuah ekspresi awal dan dirumuskan dalam oposisi untuk mencari hal yang absolut, universal definisi yang berlaku dari ide-ide seperti kebajikan dan keadilan yang dilakukan Socrates dan Plato. Relativisme dalam arti lebih lembut berarti bahwa kita harus mempertimbangkan arti laporan dalam konteks. Di zaman modern, misalnya, antropolog mengadopsi sikap relativistik dan mencoba untuk tidak menafsirkan pengamatan mereka secara eksklusif dalam konteks sistem nilai budaya mereka sendiri.