Search

Download Driver dan Resetter Canon Pixma iP2770

Download Driver dan Resetter Canon Pixma iP2770

 

 Canon Pixma iP2770 merupakan printer inkjet dengan kualitas yang cukup bagus. Dengan printer tersebut Anda bisa mencetak foto ukuran A4 dengan tanpa batas (borderless).
Jika Anda membutuhkan resetter Canon Pixma iP2770 atau driver Canon Pixma iP2770 Anda bisa download di halaman berikut ini:
Download Resetter Canon Pixma iP2770:
Download Driver Canon Pixma iP2770:
1.   Windows 7, download2.   Windows 7 (x64), download
3.   Windows Vista, download
4.   Windows Vista (x64), download
5.   Windows XP, download
6.   Windows XP (x64), download

Cara Reset Canon iP1900


Cara Reset Canon iP1900
Canon iP1900 tidak membutuhkan Software Resetter. Untuk melakukan Ink Full Tank Resetter lakukan langkah berikutnya :
1. Hidupkan printer Canon iP1900 (Turn On iP1900)
2. Tekan dan tahan tombol Resume selama 2 menit. (Push and Hold Resume button about 2 minutes)
3. Lepaskan tombol Resume. (Release Resume button)
4. Printer akan normal kembali. (Printer back to normal again)

5.  Lalu Gunakan Softwarenya …
6.  Semoga Berhasil ….

Download Canon ip tool

Korelasi Bivariat


Korelasi Bivariat
Korelasi merupakan hubungan antara dua buah variabel, jika nilai suatu variabel naik, sedangkan nilai variabel yang lain turun, maka dikatakan terdapat hubungan negatif serta sebaliknya. Korelasi yang biasa digunakan dalam penelitian adalah:

a. Korelasi Pearson Product Moment

Korelasi ini dilakukan jika sepasang variabel kontinu, memiliki korelasi. Jumlah pengamatan variabel X dan Y harus sama, atau kedua nilai variabel tersebut berpasangan. Semakin besar nilai koefisien korelasinya maka akan semakin besar pula derajat hubungan antara kedua variabel. Korelasi Pearson biasanya pada hubungan yang berbentuk linier (keduanya meningkat atau keduanya menurun). Koefisien korelasi ini tidak menunjukkan adanya hubungan kausal antar variabelnya.

Contoh kasus: jika terdapat hubungan korelasi antara variabel citra merek dengan kepuasan konsumen motor merek Honda.

b. Korelasi Spearman

Jika pengamatan dari 2 variabel X dan Y adalah dalam bentuk skala ordinal, maka derajat korelasi dicari dengan koefisien korelasi spearman. Prosedurnya terdiri atas:

1. Atur Pengamatan dari kedua variabel dalam bentuk ranking.
2. Cari beda dari masing-masing pengamatan yang sudah berpasangan
3. Hitung koefisien korelasi Spearman dengan rumus:
ρ = 1 = 6∑d12 / N3 – N

dimana:

d1 = beda antara 2 pengamatan berpasangan
N = total pengamatan
ρ = koefisien korelasi spearman

Contoh aplikasi : jika seorang peneliti ingin melihat apakah ada korelasi antara kasus kematian pada ternak yang yang sakit dengan kematian ternak akibat stress, maka secara random diambil 10 sampel ternak.

Penyelesaian kasus tersebut secara manual dapat digunakan dengan langkah pemeringkatan terlebih dahulu pada kedua variabel (kematian karena sakit dan kematian karena stress).

c. Korelasi Rank Kendall


Analisis korelasi rank Kendall digunakan untuk mencari hubungan dan menguji hipotesis antara dua variabel atau lebih, bila datanya berbentuk ordinal atau ranking. Kelebihan metode ini bila digunakan untuk menganalisis sampel berukuran lebih dari 10 dan dapat dikembangkan untuk mencari koefisien korelasi parsial.

Metode yang digunakan pada analisis koefisien korelasi rank Kendall yang diberi notasi τ adalah sebagai berikut.

1. Beri ranking data observasi pada variabel X dan variabel Y.

2. Susun n objek sehingga ranking X untuk subjek itu dalam urutan wajar, yaitu 1, 2, 3, …, n. Apabila terdapat ranking yang sama maka ranking-nya adalah rata-ratanya.

3. Amati ranking Y dalam urutan yang bersesuaian dengan ranking X yang ada dalam urutan wajar kemudian tentukan jumlah angka pasangan concordant (Nc) dan jumlah angka pasangan discordant (Nd).

4. Statistik uji yang digunakan:
τ = Nc – Nd / (N(N-1)/2)

dimana:
τ = koefisien korelasi rank Kendall
Nc = jumlah angka pasangan concordant
Nd = jumlah angka pasangan discordant
N = ukuran sampel

Aplikasi korelasi Rank Spearman, Pearson dan Rank Kendall menggunakan software SPSS.17.0 adalah sebagai berikut:

Jika kita memiliki data produksi dan data ekspor suatu komoditi, kita ingin melihat hubungan antara keduanya (apakah ada korelasi antara total produksi dan ekspor).

1. Buka program SPSS kemudian input data ke dalam tabel-tabel SPSS:

2. Klik dari menubar Analyze – Correlate – Bivariate, seperti berikut:
   

3. Kemudian masukkan kedua variabel ke kotak variables di sebelah kanan, checklist koefisien korelasi sebagai “Pearson” atau “Rank Kendall” atau “Spearman”, dalam contoh ini kita menggunakan korelasi pearson product moment, gambar berikut:
 
  
4. Kemudian Klik OK

Maka akan muncul output sebagai berikut:


PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN PEMBANGUNAN EKONOMI

PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN PEMBANGUNAN EKONOMI

Pemahaman yang berbeda terhadap perubahan penduduk serta faktor-faktor yang terkait dengannya memiliki pengaruh yang berbeda juga kepada kebijakan pemerintah yang berlaku. Berdasarkan sejarah kependudukan, terdapat dua pandangan terhadap perubahan penduduk ini. PANDANGAN PERTAMA menyatakan pembangunan mempunyai pengaruh terhadap perubahan penduduk, artinya PENDUDUK BERFUNGSI SEBAGAI ”VARIABEL DEPENDENT”. PANDANGAN KEDUA menyatakan kondisi kependudukan akan mempengaruhi pembangunan yang dilaksanakan. Dalam hal ini PENDUDUK MENJADI ”INDEPENDENT VARIABEL”.
Memperhatikan hal tersebut, sudah selayaknya apabila pemahaman terhadap teori penduduk terutama yang dikaitkan dengan pembangunan menjadi sangat penting. Terkait dengan hal tersebut, tulisan akan memberikan ringkasan teori-teori yang mengkaitkan antara penduduk dan pembangunan ekonomi.
1. TEORI ”PRE MALTHUSIAN
Pada masa sebelum Malthus hanya adalah satu pandangan mengenai penduduk, yaitu bahwa reproduksi dipandang sebagai suatu usaha untuk mengganti penduduk yang meninggal karena tingkat kematian yang tinggi. Meskipun demikian, aplikasi dari pandangan tersebut mengandung berbagai perberbedaan antar tempat dan waktu.
Diantara perbedaan tersebut diberikan sebagai berikut:
- 500 SM (pada zaman Cina Kuno) dipelopori oleh Confusius (Seorang pemikir Cina), berpendapat bahwa PERTUMBUHAN PENDUDUK DAPAT MENURUNKAN NILAI OUTPUT PERTENAGA KERJA, MENURUNKAN TINGKAT KEHIDUPAN MASYARAKAT DAN MENIMBULKAN PERSELISIHAN. Mereka juga mengemukakan bahwa pemerintah bertanggung jawab untuk mempertahankan HUBUNGAN YANG IDEAL ANTARA RASIO MANUSIA DENGAN LUAS LAHAN (”MAN-LAND RATIO”). Alternatif untuk melakukan hal tersebut adalah dengan memindahkan penduduk dari daerah yang kelebihan penduduk (overpopulated) ke daerah yang kurang penduduk (underpopulated areas).
- 300 SM Plato dalam ”THE LAWS” menekankan bahwa kestabilan penduduk (dalam konteks rasio manusia dan lahan) merupakan faktor yang penting untuk mencapai kesempurnaan manusia. Jadi, Plato merupakan pemikir yang paling awal yang mengemukakan doktrin bahwa kualitas manusia lebih penting daripada kuantitasnya. Optimalisasi ratio manusia dan lahan ini juga dikemukakan oleh Aristoteles pada periode yang sama.
- 50 SM Kekaisaran Romawi pada masa Kaisar Julius dan Agustus, menganut paham ”PRONATALIS”. Kaisar berpandangan bahwa pertumbuhan penduduk merupakan hal perlu untuk mengganti korban perang dan juga untuk menjamin jumlah penduduk yang cukup untuk menjajah daerah jajahan.
- 354 – 430 M Setelah kekaisaran Romawi jatuh, pandangan yang dianut adalah ”ANTINATALI”. Augustine percaya bahwa keperawanan merupakan keberadaan manusia yang paling tinggi. Kepercayaan semacam ini mengakibatkan orang menunda atau bahkan tidak melakukan sama sekali hubungan kelamin. Akibatnya adalah fertilitas turun.
- Abad 17 Ditandai dengan munculnya ”MERCANTILISME”. Pertumbuhan penduduk dipandang sebagai hal yang penting untuk meningkatkan pendapatan masyarakat Sebagaimana yang dikemukakan penulis seperti “SUSSMILCH di Jerman, “KEMAKMURAN NEGARA SAMA DENGAN PRODUKSI TOTAL DIKURANGI DENGAN UPAH YANG DITERIMA PEKERJA. Karena tingkat upah cenderung turun sebagai akibat meningkatnya angkatan kerja, maka negara-negara dengan pertumbuhan penduduk tinggi akan mendapatkan keuntungan.
- Abad 18 Doktrin pronatalis dari Mercantilis ternyata tidak sesuai dengan kenyataan, pertumbuhan penduduk yang tinggi ternyata tidak berhubungan dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat, tetapi malah meningkatkan kemiskinan. Kritik terhadap pandangan Mercantilis ini muncul dari aliran ”PHYSIOCRATIC”, yang berpendapat bahwa BUKAN PENDUDUK, TETAPI TANAHLAH YANG MENJADI BAGIAN TERPENTING DARI KEKAYAAN SUATU NEGARA. Salah satu tokoh terkenal yang menganut paham ini adalah ”ADAM SMITH”. Dia berpendapat bahwa SESUNGGUHNYA ADA HUBUNGAN YANG HARMINIS DAN ALAMI ANTARA PERTUMBUHAN DAN PERTUMBUHAN EKONOMI, DIMANA PERTUMBUHAN PENDUDUK TERGANTUNG PADA PERTUMBUHAN EKONOMI. Lebih lanjut dia mengatakan bahwa JUMLAH PENDUDUK DIPENGARUHI OLEH PERMINTAAN TERHADAP TENAGA KERJA (”DEMAND FOR LABOR”) DAN PERMINTAAN TENAGA KERJA DIPENGARUHI OLEH PRODUKSTIVITAS LAHAN. Tokoh lainnya adalah “WILLIAM GODWIN”. Ide Godwin sangat dipengaruhi oleh tulisan ”MARQUIS DE CONDORCET. Dia percaya bahwa SUPLAI MAKANAN DAPAT MENINGKAT DENGAN DRASTIS MELALUI KEMAJUAN TEKNOLOGI. Lebih lanjut dinyatakan, bahwa hal tersebut tidak mendorong terjadinya overpopulation, sebab penduduk akan membatasi kelahiran penduduk. KEMISKINAN, MENURUT ”GODWIN”, BUKAN KARENA ”OVERPOPULASI” TETAPI KARENA INSTITUSI SOSIAL YANG TIDAK MERATA.
Teori Malthus diturunkan dari tulisan-tulisan Thomas Robert Malthus. Bukunya yang pertama adalah “ESSAY ON THE PRINCIPLE OF POPULATION AS IT AFFECTS THE FUTURE IMPROVEMENT OF SOCIETY”;
Dari bukunya yang pertama jelas bahwa ide dari teori ini diilhami oleh dua tokoh pendahulunya yaitu William Goldwin dan Marquis de Condorcet. Meskipun demikian, Malthus merupakan orang pertama yang secara sistematis menggambarkan hubungan antara penyebab dan akibat-akibat pertumbuhan penduduk. Hal ini yang menyebabkan teorinya sangat terkenal, yaitu ”MODEL DASAR TEORI JEBAKAN KEPENDUDUKAN. Dalam model dasarnya, Malthus menggambarkan suatu konsep tentang pertambahan hasil yang semakin berkurang (”DIMISHING RETURNS”). Malthus menyatakan bahwa umumnya penduduk suatu negara mempunyai kecenderungan untuk bertambah menurut suatu deret ukur yang akan berlipat ganda tiap 30-40 tahun, kecuali bila terjadi bahaya kelaparan.
Pada saat yang sama, karena adanya ketentuan pertambahan hasil yang semakin berkurang dari suatu faktor produksi yang jumlahnya tetap (tanah dan sumberdaya alam) maka persediaan pangan hanya akan meningkat menurut deret hitung. Dalam kenyataannya, karena setiap anggota masyarakat hanya memiliki tanah yang sedikit, maka kontribusi marginal atau produksi pangan akan semakin menurun. Oleh karena pertumbuhan pangan tidak dapat berpacu dengan pesatnya pertambahan penduduk, maka pendapatan perkapita (dalam masyarakat agraris, pendapatan perkapita diartikan sebagai produksi pangan perkapita) akan mempunyai tendensi turun sedemikian rendahnya sehingga mencapai sedikit di atas tingkat subsisten (KEMISKINAN “ABSOLUT”).
Para ahli ekonomi modern memberikan istilah bagi gagasan Malthus mengenai penduduk yang terpaksa hidup pada tingkat pendapatan subsisten ini dengan istilah “JEBAKAN KEPENDUDUKAN DENGAN TINGKAT EKUILIBRIUM YANG RENDAH” (“LOW LEVEL EQUILIBRIUM POPULATION TRAP”) atau singkatnya “jebakan kependudukan Malthus” (“MALTHUSIAN POPULATION TRAP”).

ALIRAN SOSIALIS
Dua orang yang sangat terkenal dalam menentang teori Malthus adalah ”KARL MARX DAN FRIEDERICH ENGELS”. Prinsip dari pendapat mereka adalah bahwa TIDAK ADA ATURAN YANG BERSIFAT UMUM UNTUK KEPENDUDUKAN (”POPULATION LAWS”). Kondisi penduduk, menurut mereka sangat tergantung kepada kondisi sosial ekonomi suatu daerah. Perbedaan fertilitas dan mortalitas ditentukan oleh variasi tingkat kehidupan. Perbedaan ini akan hilang apabila kekayaan didistribusikan secara merata kepada masyarakat. Ketidaksetujuan mereka terhadap ide Malthus adalah tentang pertumbuhan bahan makanan. Marx dan Engels mengatakan bahwa ide tersebut tidak benar selama tidak ada alasan untuk curiga bahwa sains dan teknologi mampu meningkatkan produksi bahan makanan atau barang-barang lainnya sama seperti pertumbuhan penduduk.
Untuk kapitalis, akibat pertumbuhan penduduk adalah kemiskinan dan overpopulation. Tetapi bagi sosialis, pertumbuhan penduduk tidak mempunyai efek sampingan, karena pertumbuhan penduduk akan diserap oleh sistem ekonominya. Pendapat ini dalam kaitannya dengan Malthus, lebih berkaitan dengan akibat pertumbuhan penduduk daripada sebab-sebab pertumbuhan penduduk. Kemiskinan menurut Marx dan Engels disebabkan oleh organisasi masyarakat, khususnya masyarakat kapitalis. Menurut Marx, Malthusian hanya berlaku di masyarakat kapitalis, sedangkan di dalam masyarakat sosialis yang murni tidak akan ada masalah kependudukan.

TEORI-TEORI LAIN DI ERA MODERN
“MILL
”JOHN STUART MILL” adalah seorang filosof dan ekonom yang sangat berpengaruh pada abad 19. TESIS DASAR DARI MILL ADALAH BAHWA STANDAR HIDUP PENDUDUK MERUPAKAN DETERMINAN UTAMA UNTUK TINGKAT FERTILITAS. Dia percaya bahwa didalam hidup ini orang dapat dan seharusnya secara bebas mencari cita-cita mereka, sehingga Mill menolak pendapat bahwa kemiskinan tidak dapat dielakkan (sebagaimana yang dikemukakan Malthus). Selain itu, dia juga menolah bahwa kemiskinan tersebut merupakan hasil dari penerapan kapitalisme (sebagaimana yang dikemukakan Marx).
Suatu negara yang ideal menurut Mill adalah suatu negara dimana semua masyarakat merasa nyaman secara ekonomis. Dia berpendapat bahwa penduduk harus stabil dan harus berkembang baik menurut budaya, moral maupun aspek-aspek sosialnya, disamping juga secara ekonomis harus meningkat. Sebelum penduduk dan produksi bahan makanan stabil, menurut Mill diantara keduanya akan terjadi saling mendahului. Apabila pembangunan sosial ekonomi berhasil, maka akan ada kenaikan pendapatan, yang akan menaikkan standar hidup untuk seluruh generasi dan memungkinkan produksi melebihi pertumbuhan penduduk.

”BRENTANO”
”LUDWIG BRENTANO” adalah seorang ekonom dari Jerman. Seperti halnya Mill, dia berpendapat bahwa tidak pada tempatnya mengharapkan orang miskin menurunkan kelahiran tanpa adanya motivasi tertentu. Dia percaya bahwa “prosperity” adalah penyebab menurunnya kelahiran.

”DURKHEIM”
Mill dan Brentano menekankan sebagian besar diskusi mengenai penyebab pertumbuhan penduduk. Pada masanya ada seorang sosiolog yang lebih memperhatikan konsekuensi dari pertumbuhan penduduk, yaitu ”EMILE DURKHEIM”. Durkheim berpendapat bahwa pembagian kerja merupakan ciri khas masyarakat modern yang semakin kompleks. Kekompleksan masyarakat mempunyai hubungan dengan pertumbuhan penduduk. Menurut Durkheim, pertumbuhan penduduk akan menyebabkan semakin terspesialisasinya masyarakat yang disebabkan karena usaha untuk mempertahankan keberadaan akan semakin lebih berat apabila jumlah penduduk semakin banyak.
Berbagai teori yang diungkapkan terdahulu telah menjadi inspirasi dari berbagai pandangan mengenai kaitan antara pertumbuhan penduduk dan pembangunan ekonomi.
Secara umum terdapat tiga kelompok yang memiliki pandangan yang berbeda, yaitu:
1. KAUM NASIONALIS.
Mereka beranggapan bahwa pertumbuhan penduduk akan menstimuli pembangunan ekonomi. Ide dasarnya adalah dengan penduduk yang banyak akan berakibat pada produktifitas yang tinggi dan kekuasaan yang tinggi pula.
Inspirasi pendapat ini didasarkan juga atas pengalaman negara-negara Eropa pada zaman revolusi industri. Pada saat itu kenaikan produksi pertanian selalu diikuti oleh pertumbuhan penduduk. Argumentasinya adalah bahwa dengan penduduk yang banyak akan menyebabkan mereka untuk membuka lahan pertanian yang baru, membangun irigasi, membuat pupuk dan inovasi-inovasi yang lain yang berkaitan dengan revolusi pertanian. Akibatnya produksi pertanian akan naik dengan cepat.
Pendapat ini bergaung kembali pada dasawarsa 70-an. Pelopornya adalah Julian L. Simon. Dalam bukunya “The Economi of Population Growth”, Simon (1977) berpendapat bahwa pengaruh pertumbuhan penduduk terhadap pembangunan ekonomi dapat dibagi menjadi dua. Pertama, pertumbuhan penduduk dalam jangka pendek memang berpengaruh negatif. Kedua, dalam jangka panjang justru pertumbuhan penduduk mempunyai pengaruh yang positif terhadap pembangunan ekonomi. Argumen ini berdasarkan studinya terhadap beberapa negara di dunia.

2. KELOMPOK MARXIST.
Kelompok ini percaya bahwa tidak ada kaitan antara pertumbuhan penduduk dan pembangunan ekonomi. Mereka berpendapat bahwa semua masalah yang berhubungan dengan kurangnya pembangunan ekonomi, seperti kemiskinan, kelaparan, dan masalah sosial lainnya, bukan karena pertumbuhan penduduk, tetapi semata-mata sebagai hasil dari ketidakbenaran dari institusi sosial maupun ekonomi di daerah yang bersangkutan.
Menurut Marx, pemerintah di negara kapitalis akan mempertahankan pertumbuhan penduduk agar upah tetap rendah. Tetapi di dalam pemerintahan sosialis, hal tersebut tidak akan terjadi. Jadi, dalam hal ini letak persoalannya adalah apakah suatu negara itu kapitalis atau sosialis.
Tetapi pengalaman di Kuba setelah revolusi menunjukkan bahwa justru yang terjadi adalah apa yang diungkapkan oleh Malthus. Pada saat itu tingkat kematian kasar melonjak tinggi, usia kawin cenderung turun dan pelarangan terhadao keluarga berencana. Jelas hal-hal tersebut merupakan “Malthusian response”.

3. KELOMPOK NEO-MALTHUSIAN.
Kelompok ini sejak awal menentang Marxist. Pada prinsipnya mereka mengikuti teori Malthus, dengan ide bahwa pertumbuhan penduduk apabila tidak dikontrol akan menghilangkan hasil-hasil yang diperoleh dari pembangunan ekonomi. Dengan kata lain, pertumbuhan penduduk yang tinggi akan mengakibatkan gagalnya pembangunan.

Dasar-Dasar Ilmu Kependudukan


Dasar-Dasar Ilmu Kependudukan

Ilmu kependudukan adalah suatu disiplin ilmu yang tidak dapat dipisahkan dalam pendalaman ilmu kesehatan masyarakat, karena dalam penyuluhan kesehatan kepada masyarakat, maka yang paling urgent untuk diketahui struktur dari suatu masyarakat itu sendiri dan pendekatan jenis apa yang harus dipakai untuk dapat berinterkasi dalam sebuah populasi masyarakat.
Salah satu definisi dari Ilmu kependudukan adalah : suatu ilmu yang mempelajari penduduk (suatu wilayah) terutama mengenai jumah, sruktur (komposisi penduduk dan perkembangan dan perubahannya. (Multilingual Demografic Dictionary, 1982).
Definisi lain yang dikemukakan oleh ahli lain adalah : Ilmu yang mempelajari tentang jumlah, persebaran teritorial dan komposisi penduduk serta perubahan dan penyebab perubahan-perubahan yang terjadi tersebut. yang biasanya timbul karena natalitas (fertilitas), mortalitas, gerak teritorial (migrasi) dan mobilitas sosial (perubahan status).  (Philip M. Hauser dan Duddley Duncan. 1959) sedangkan demografi memiliki arti : tulisan atau karangan mengenai rakyat atau penduduk
Jadi dapat disimpulkan bahwa demografi mempelajari struktur dan proses  penduduk di suatu wilayah, yang strukturnya meliputi : Jumlah, Persebaran dan Komposisi Penduduk. Struktur penduduk ini dapat selalu berubah-rubah dan perubahan ini disebabkan karena proses demografi yaitu : kelahiran, kematian dan migrasi penduduk. 3 (tiga) variable dasar demografi (basic demografic variable) :
1.      Having children
2.      Moving
3.      Dying
Jika dibedah lebih dalam inti telaah dari demografi adalah :
1.      Kajian kependudukan secara statistika dan matematika menyangkut perubahan penduduk, besar/jumlah, komposisi dan distribusi penduduk melalui 5 komponen demografi yakni fertillitas, mortalitas, perkawinan, migrasi dan mobilitas sosial (Bogue, 1976)
2.      Barcley (1981) lebih menekankan pada kajian tentang perilaku penduduk secara keseluruhan buan pada perorangan dengan fokus kajian pada statistika dan matematika (Pure Demografi)
3.      Houser and Duncan, lebih menitikberatkan pda dampak yang ditimbulkan oleh perubahan-perubahan penduduk (akses dari persebaran dan komposisi)

Dalam ilmu kependudukan juga dikenal istilah Study kependudukan, yaitu : segala perubahan yang berhubungan dengan aspek kehidupan berupa komponen-komponen (kelahiran, kematian dan perpindahan) yang berkaitan dengan jumah, komposisi dan distribusi penduduk menurut umur dan jenis kelamin.

Ruang Lingkup Ilmu Kependudukan

Demografi menekankan pada kajian-kajian sebagai berikut :
1.      Besar atau jumlah, komposisi dan distribusi penduduk dalam suatu wilayah
2.      Perubahan-perubahan dari jumlah penduduk, komposisi dan distribusinya.
3.      Komponen-komponen dari perubahan tersebut
4.      Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan komponen-komponen tersebut
5.      Konsekuensi dari perubahan baik jumlah, komposisi ataupun distribusi dalam komponen-komponen tersebut

Beberapa catatan tentang kajian kependudukan :
Ø  Besar atau jumlah penduduk hanya dapat berubah melalui fertilitas, mortalitas dan migrasi.
Ø  Bilamana seseorang lahir, mati atau pindah berarti secara terus menerus penduduk bertamah atau bekurang
Ø  Penduduk bertambah dengan cara kelahiran , pindah datang (moving-in)  ke suatu wilayah
Ø  Demikian pula jumlah penduduk akan berkurang dengan adanya kematian atau perpindahan keluar (moving-out) dari suatu wilayah

Sumber-sumber Data Dalam Kajian Ilmu Kependudukan

Sumber data yang biasanya dipakai dalam ilmu kependudukan adalah segala terbitan resmi, baik dalam bentuk angka grafik atau gambar yang merupakan sumber data. Guna menganalisa demografi suatu masyarakat secara geografis perlu diketahui berapa jumlah penduduk yang tinggal disana. bagaimana penyebarannya, bagaimana penyebarannya, berapa yang lahir dan yang mati dalam tahun berjalan, berapa yang masuk (moving-in) dan berapa yang keluar (moving-out). 3  jenis informasi utama yang diperlukan dalam studi kependudukan :
1.      population size and distribution
2.      population process (fertility, mortality and migration)
3.      Population structure dan characteristic

Dalam Kependudukan Juga dikenal 3 (tiga) sumber data utama, yaitu :
Ø  Sensus penduduk
Suatu perhitungan penduduk secara lengkap dengan menghitung seluruh populasi dalam suatu negara, biasanya dilakukan karena pemerintah ingin mendapatkan data setiap penduduk yang meliputi : nama, alamat, hubungan dengan kepala keluarga, jenis kelamin, etnis, agama, umur, tahun kelahiran, status perkawinan, kewarganegaraan, dan lain-lain.
Jadi sensus penduduk merupakan keseluruhan proses pengumpulan data (collecting), menghimpun dan menyusun (compiling) dan menerbitkan data-data yang meliputi semua orang pada waktu tertentu di suatu negara atau wilayah tertentu.
Ada beberapa karakteristik perbedaan antara sensus dengan pengumpulan data yang lain, yaitu :
1.      Semua orang atau penduduk yang hidup dalam wilayah tercacah harus tercakup
2.      Serentak dilakukan pada satu waktu tertentu
3.      Dilaksanakan di suatu wilayah tertentu.
4.      Unit cacah sensus adalah : perorangan, bukan KK atau RT
5.      Sensus baru dikatakan selesai apabila semua informasi yang dikumpulkan suda diterbitkan

Ø  Survey
Bila sensus meliputi seluruh penduduk maka survey hanya mengambil sampel dari seluruh populasi saja. Kelebihan survey adalah :
1.      Pengambilan data terkonsentrasi untuk tujuan tertentu karena itu sangat berpotensi untuk dikembangkan baik dalam skala besar maupun kecil.
2.      Dilaksanakan oleh orang lain yang berbeda dan biasanya terdiri dari tenaga profesional sesuai dengan sasaran masing-masing dan dilaksanakan dengan cara yang berbeda pula
3.      Biaya (cost) bisa lebih hemat sesuai dengan cakupannya

Ø  Registrasi vital
Sistem ini telah dikenal sejak alam, Yaitu suatu pengumpulan data mengenai peristiwa-peristiwa penting yang terjadi dalam masyaraat, seperti : kelahiran, kematian, perkawinan, perceraian, adopsi, migrasi dan lain sebagainya. Jadi singkatanya registrasi Vital  adalah semua sumber sejarah yang tercatat secara resmi baik oleh pemerintah maupun oleh badan swasta lainnya.
Kelebihan dari sistem Registrasi adalah : data bertahan lama dan gampang diperoleh kapan saja diperlukan

Tujuan Kajian Kependudukan

Dilihat dari variable dasar demografi dan karakteristic penduduk maka para pakar bersepakat menyatakan tujuan utama kajian ilmu kependudukan adalah :
1.      Mengetahui kualitas dan distribusi penduduk dalam suatu daerah tertentu
2.      Menjelaskan pertumbuhan masa yang lampau, penurunannya dan persebarannya dengan data yang tersedia
3.      mengembangkan sebab akibat anatara perkembangan laju pertumbuhan penduduk dengan berbagai aspek sosial lainnya
4.      Mencoba meramalkan pertumbuhan penduduk di masa yang akan datang dengan kemungkinan-kemungkinan konsekuensinya.

Beberapa Teori Tentang Kependudukan

Population perspekstif ialah suatu pandangan yang berhubungan erat dengan informasi dasar akan teori-teori atau pandangan bagaimana dunia berasimilasi secara demografi. Secara luas dalam hal ini dikenal adanya 2 doktrin :
1.      Doktrin Pro – Natalis
Masyarakat zaman dulu hanya menganut 1 paham yang menginginkan keberadaan penduduk yang banyak sebagai generasi penggantiakibat tingkat kematian yang  telalu tinggi. Plato dalam tulisannya “The Law” menekankan bahwa kestabilan jumlah penduduk amat penting demi untuk menjamin kesempurnaan hidup manusia.
Zaman emperium Romawi, dibawah Caesar Julius dan Agustus Caesar ditandai dengan penganut Doktrin Pro-natalis. Dalam hal ini penduduk yang banyak mutlak harus dipersiapakan untuk kesiapan angkatan perang yang akan menjamin keselamatan emperiumnya. Jadi paham ini lebih banyak dianut oleh raja-raja zaman dahulu atau paling kurang masih memiliki pemikiran tradisional.

2.      Doctrine Anti – Natalis
Paham ini didominasi oleh aliran kristenisi yang mulai berkembang di Eropa Tengah, dan doktrin ini berkembang dengan sangat pesat.
Dewasa ini hampir semua negara berkembanng atau maju sudah menganut doktrin Anti-Natalis, karena dalam kenyataannya proses pembangunan ekonomi harus berorientasi pada keseimbangan antara jumlah penduduk dengan pertumbuhan ekonomi.


” Pandangan Maltus”
Thomas Robert Maltus (1798) seorang ahli di bidang ekonomi yang juga seorang pendeta terkenal di Inggris. Maltus saat itu berpandangan bahwa : penduduk memiliki kemampuan luar biasa untuk berkembang. Jika pertumbuhan penduduk tersebut tidak dikendalikan maka pertumbuhannya akan mengikut deret pola ukur (2, 4, 8, 16, 32, ……), sedangkan pertumbuhan ekonomi dan pangan akan mengikuti deret pola hitung (1, 2, 3, 4, 5, …………)
Menurut Maltus ada 2 cara pengendaliannya, yaitu :
1.      Positive Check :  yaitu cara pengendalian yang tidak moralis dan tidak dapat dikontrol seperti perang, wabah, atau perlakuan manusia lainnya yang tidak berperikemanusiaan.
2.      Preventive Check : yaitu dengan pengekangan moral dalam membatasi kelahiran (birth control ). dan untuk ini cara yang dianjurkan adalah dengan menunda atau pendewasaan perkawinan (PUP)
Maltus sendiri pada waktu itu konsekuen dengan apa yang diucapkannya yaitu dengan menikah pada usia 35 tahun dan hanya punya 2 anak.  Maltus sangat yakin bahwa secara alamiah konsekuensi pertumbuhan penduduk yang tidak bisa dikendalikan adalah kelaparan, alasannya adalah :
Ø  Manusia memiliki kemampuan berkembang secara alamiah dan tidak terbatas secara natural
Ø  Sedangkan penigkatan makanan selalu tidak akan mengimbangi pertumbuahn penduduk.
Ø  Pertumbuhan penduduk yang pesat juga akan menciptakan pengangguran (unemployment)
Pendapt Maltus sendiri banyak mendapatkan sanggahan dari berbagai pihak karena Maltus tidak mempertimbangkan kemajuan tekhnologi.

Paham Marxist
Karl Marx dan Friedrich Engels (1834) adalh generasi sesudah Maltus. Paham Marxist umumnya tidak setuju dengan pandangan Maltus, karena menurutnya paham Maltus bertentangan dengan nurani manusia.
Dasar Pegangan Marxist adalah :
1.      Beranjak dari pengalaman bahwa manusia sepanjang sejarah akan dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman.
2.      Beda pandangan Marvist dan Maltus adalah pada “Natural Resource” tidak bisa dikembangkan atau mengimbangi kecepatan pertumbuhan penduduk.

Kesimpulan

1.      Kalangan pesimis bersiteguh bahwa pertumbuhan penduduk adalah sesuatu yang sangat mengerikan sperti suatu ledakan bom yang dahsyat, sedangkan kalangan optimis berharap pertumbuhan penduduk pertumbuhan penduduk akan diimbangkan dengan penemuan dan kemajuan tekhnologi
2.      Apakah anda seorang pesimis atau optimis, yang pasti anda akan hidup dan berjuang bersama jutaan manusia lainnya seperti sekarang.
3.      Ruang lingkup kajian demografi meliputi semua persoalan yang dapat mempengaruhi atau dipengaruhi oleh besarnya jumlah penduduk (population size), penyebarannya, proses, bentuk karakteris penduduk
4.      Inti perubahan kajian kependudukan ialah proses kematian, kelahiran dan imigrasi
5.      Untuk mendalami kajian proses dan perubahan penduduk anda perlu mengetahui berapa jumlah penduduk yang hidup, berapa yang lahir dan berpa yang mati, jumlah yang masuk, keluar dan alasan mengapa semua itu terjadi