Manusia adalah makhluk visual. Menggunakan gambar adalah cara menciptakan kekuatan visual dalam
slide presentasi Anda. Gambar akan membuat audiens mudah memahami pesan
Anda sekaligus menciptakan asosiasi atas gagasan yang Anda sampaikan.
Walaupun demikian, ternyata masih banyak orang yang melakukan
kesalahan dalam menggunakan gambar. Akibatnya, slide yang mereka buat
tidak mampu memberikan kekuatan visual yang diharapkan. Sebagai
presenter yang baik, Anda harus mengetahui sekaligus menghindari
kesalahan fatal tersebut.
Jika dalam artikel sebelumnya, Anda telah belajar bagaimana prinsip menggunakan gambar dalam slide presentasi,
maka dalam artikel ini kita akan melihat apa saja kesalahan yang sering
dilakukan orang ketika menggunakan gambar dalam sebuah slide.
Mari kita lihat apa saja kesalahan yang harus Anda hindari tersebut:
1. Gambar terlalu kecil
Sebuah gambar berfungsi sebagai alat bantu visual.
Sayangnya, terkadang presenter menampilkan gambar dengan ukuran yang
terlalu kecil. Ukuran kecil ini menyebabkan gambar sulit dilihat.
Audiens tidak mengetahui dengan jelas gambar apa yang ditampilkan
tersebut. Akibatnya gambar seperti ini kehilangan kekuatan visualnya.
Alih-alih menceritakan sesuatu, gambar tersebut malah terlihat
mengganggu.
Perhatikan slide berikut ini.
Gambar yang dipakai terlalu kecil. Meskipun terlihat di sana ada
beberapa siswa SD, namun gambar yang tampil tidak terlalu jelas dan
tidak memiliki aspek emosional yang mampu menggugah audiens.
Terkadang gambar dengan ukuran kecil ini ditampilkan karena presenter ingin menunjukkan banyak gambar sekaligus.
Ingat, satu gambar yang baik sudah cukup dan memberi kekuatan visual
yang lebih baik dibandingkan banyak gambar namun tidak jelas.
Perhatikan contoh slide berikut ini.
Gambar yang diperbesar sampai memenuhi seluruh slide memberi kekuatan
visual sekaligus membuat slide sederhana ini jauh lebih menarik.
2. Resolusi terlalu rendah
Kita sering mencari gambar dari internet kemudian menambahkannya ke
dalam slide presentasi. Beberapa gambar ternyata memiliki ukuran
resolusi yang rendah. Akibatnya, ketika gambar diperbesar akan terlihat pixel-pixel yang membuatnya kelihatan jelek dan murahan.
Perhatikan contoh slide berikut ini.
Gambar dengan resolusi rendah akan membuat gambar menjadi kabur sehingga tidak nyaman dipandang.
Hindari gambar seperti ini dan ganti dengan resolusi yang lebih
tinggi. Atau jika Anda masih perlu menggunakan gambar tersebut, jangan
paksakan untuk membesarkannya karena akan terlihat pixel-pixel yang mengganggu.
3. Gambar terdistorsi
Ini adalah kesalahan fatal yang sangat sering terjadi.
Presenter mengubah ukuran gambar namun tidak memperhatikan proporsi antara tinggi dan lebar gambar.
Akibatnya gambar menjadi terdistorsi dan tidak proporsional. Gambar seperti ini sangat mengganggu secara visual.
Perhatikan contoh slide berikut ini:
Ukuran gambar diperpendek namun tidak proporsional. Ini menyebabkan
anak-anak SD dalam gambar tersebut terlihat lebih pendek dan aneh karena
gambarnya telah terdistorsi.
Untuk menghindari hal seperti ini, pastikan Anda memperbesar atau
memperkecil gambar dengan menarik pointer di sudut sebuah gambar pada
software Powerpoint. Ini akan membuat gambar Anda terlihat proporsional.
Jika Anda menggunakan software Keynote, secara default gambar akan tetap proporsional ketika diperbesar atau diperkecil.
Jika Anda perlu membuang sebagian dari gambar karena terlalu lebar
atau terlalu tinggi, maka yang perlu Anda lakukan adalah memotongnya
dengan memanfaatkan fungsi crop. Bukan dengan mengubah ukuran namun
tidak proporsional.
Perhatikan contoh slide berikut ini:
Gambar yang sama telah dipotong sedemikian rupa sehingga pas ketika
diletakkan dalam sebuah slide. Slide ini saya gunakan dalam presentasi
di TEDx Jakarta berjudul “Membaca Cepat Untuk Mengubah Dunia Anda”.
4. Gambar tidak berhubungan
Sering pula terjadi presenter memaksakan diri menambahkan gambar
dalam slide. Padahal gambar tersebut tidak berhubungan dengan isi slide.
Gambar seperti ini malah membuat audiens bingung.
Ingat audiens Anda sangat cepat memperhatikan aspek visual sebuah
slide. Setelah melihat gambar yang muncul secara otomatis otak mereka
akan bekerja untuk mencari hubungan antara gambar yang dipakai dengan
teks yang menyertainya.
Jika mereka gagal menemukan hubungan tersebut, audiens Anda akan frustrasi karena tidak memahami apa maksud slide tersebut.
Perhatikan contoh berikut ini.
Dalam slide di atas, presenter menggunakan pensil warna-warni untuk
mendampingi teks “Siswa SD di Indonesia”. Antara gambar pensil dan teks
tidak memiliki hubungan langsung. Audiens akan kesulitan mencari
hubungan logisnya sehingga visual yang ditampilkan malah menganggu pesan
yang hendak disampaikan.
5. Clipart yang ketinggalan zaman
Ketika komputer masih jadul sekitar tahun 1990-an, clipart adalah jenis gambar yang populer. Setiap orang menggunakan clipart untuk membuat tulisan dan slide mereka.
Sekarang zaman sudah berubah. Perkembangan teknologi digital serta
gambar dengan resolusi tinggi menjadikan clipart ketinggalan zaman
sekalgus terlihat kuno. Sedapat mungkin hindari menggunakan clipart
dalam presentasi Anda.
Perhatikan contoh berikut ini.
Meskipun gambar clipart berhubungan dengan teks yang mengirinya,
namun terlihat ketinggalan zaman sehingga tidak terlalu menarik secara
visual.
Gunakan gambar yang tajam hasil karya Anda sendiri atau dapatkan dari
sumber yang membolehkan Anda mempergunakannya kembali. Maka slide
presentasi Anda akan terlihat lebih profesional.
Jika Anda perlu menggunakan clipart karena alasan tertentu, saya sarankan untuk menggunakan clipart berbentuk simbol. Hal ini cukup membantu ketika menjelaskan sebuah konsep.
Clipart seperti ini lebih pas dan lebih mampu menjadi alat komunikasi dalam slide Anda.
Perhatikan contoh slide berikut ini:
Slide ini adalah ringkasan dari presentasi berjudul “Membangun Budaya Belajar dalam Organisasi”. Dalam contoh ini digunakan simbol-simbol sederhana untuk memberi asosiasi terhadap enam poin kesimpulan.
Itulah 5 kesalahan dalam penggunaan gambar dalam sebuah slide
presentasi. Hindari kesalahan tersebut agar slide yang Anda buat mampu
memberikan pesan visual yang lebih baik. Dengan demikian, Anda pun bisa
menjadi presenter yang lebih efektif.